Teknologi Dunia Kedokteran Mata
Dokter
mata tentunya profesi yang sudah dipercaya dan terverifikasi bagi masyarakat
untuk sekedar melakukan
pemeriksaan rutin terhadap mata hingga berobat untuk mata yang bermasalah. Penemuan yang dilakukan oleh peneliti, ilmuwan,
dan dokter mata yang menghasilkan inovasi menggunakan
teknologi dalam dunia kedokteran mata tentu memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat
saat ini. Berikut adalah contoh teknologi yang digunakan dalam dunia kedokteran
mata.
- 6
Dimension Z-LASIK
Teknologi
6 Dimension Z-LASIK yang digunakan oleh rumah sakit mata Jakarta Eye Center (JEC).
6 Dimension Z-LASIK merupakan generasi terbaru Laser Excimer, yaitu LASIK
tercepat di dunia dengan tingkat akurasi tinggi dengan keamanan lebih baik.
6D
Z-LASIK menggabungkan kecepatan ablasi kornea
yang sangat tinggi dengan sistem pelacak turbo aktif dalam 6 dimensi gerakan
mata. Itu berarti bila mata pasien bergerak tak beraturan sekalipun, sinar laser tetap
bekerja ditempat yang tepat. Hadir dengan kecepatan 750Hz
teknologi ini sangat unggul menghilangkan minus, plus maupun silinder.
2. Implantasi
Phakic IOL
Teknologi
ini berguna sebagai tanam lensa menggunakan teknologi baru. Bernama implantasi Phakic IOL atau intraocular lens (lensa tanam). Implantasi Phakic IOL adalah lensa kecil dari bahan polimetil metakrilat (Pmma). Ditanam di antara kornea dan iris mata. Lensa Phakic IOL telah menjalani uji
coba lama. Dan sudah disetujui FDA,badan pengawas obat dan makanan Amerika. Untuk
diketahui, prosedur pemasangan implantasi Phakic IOL sangat aman. Hanya 15-30
menit per mata. Operasi cukup bius lokal, dan tak perlu rawat inap. Sehari
setelah operasi, mata pun langsung bisa melihat jelas.
Implantasi Phakic IOL memang dipasang di bawah
kornea. Tepatnya menempel pada iris. Prosedur operasi dimulai dengan meneteskan
cairan untuk mengecilkan pupil. Setelah dibius tetes, dibuat sayatan kecil pada
kornea untuk memasukkan lensa di antara kornea dan iris. Lalu, lensa
ditempatkan di tengah dan di depan pupil. Pinggiran lensa dijepitkan pada iris
sehingga lensa tidak bisa bergeser posisinya. Setelah lensa terpasang, sayatan
ditutup dengan jahitan kecil. Lensa
Phakic IOL bahkan bisa digunakan secara permanen. Namun, lensa juga dapat
diangkat kembali bila ada situasi yang mengharuskan. Atau prosedur ini sifatnya
reversible.
3. Autorefractor
dan Aberrometer
Autorefractor
atau aberrometer digunakan oleh dokter mata untuk secara otomatis menentukan resep pasien. Biasanya kedua alat ini digunakan
oleh pasien dengan meletakkan dagunya, lalu pasien akan melihat menentukan
gambar atau cahaya.
Penelitian
telah menunjukkan bahwa autorefractor modern sangat akurat. Autorefraction hanya membutuhkan waktu beberapa detik dan hasil yang diperoleh dari tes otomatis
sangat mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan refraksi manual dan menentukan resep kacamata pasien yang dilakukan oleh dokter mata
Sebuah
aberrometer menggunakan teknologi wavefront canggih untuk mendeteksi kesalahan bahkan mengaburkan visi berdasarkan menerangi
jalan perjalanan melalui mata. Aberrometer terutama digunakan untuk kustom
atau prosedur visi koreksi wavefront LASIK, namun banyak dokter mata sekarang menggabungkan teknologi canggih ini dalam pemeriksaan rutin mata mereka
juga.
4. Teknologi
HD iLASIK
Teknologi
High-Definiton iLASIK™ ini merupakan teknologi operasi lasik mata yang
dikeluarkan oleh Klinik Mata Nusantara (KMN). Teknologi iDesign™ menggunakan
sensor High-Definition, sehingga memberikan tajam penglihatan yang semakin menakjubkan.
Teknologi iDesign™ menghasilkan High-Definition 3-D Map (pemetaan 3 dimensi)
dari mata. Sensor High-Definition mampu menangkap 1.200 data point, sehingga jauh
lebih akurat dalam mengukur ketidaksempurnaan tajam penglihatan di
masing- masing mata. Selanjutnya teknologi "Advanced CustomVue™ System"
akan melakukan treatment untuk masing-masing mata berdasarkan hasil pemetaan tersebut.
Untuk menjalani HD Ilasik ini terdiri
dari 3 proses, yaitu:
Pada
proses pertama ini, dilakukan pemeriksaan untuk menganalisa dan menentukan karakteristik tajam penglihatan. Karena setiap
mata adalah unik seperti halnya sidik jari atau DNA, maka dokter memerlukan
analisa yang sangat akurat dan detail. KMN menggunakan teknologi terbaru dan
tercanggih yaitu teknologi iDesign™ dengan alat iDesignTM Advanced WaveScan Studio yang
menggunakan sensor High-Definition yang mampu menangkap 1.200 data point dan
mengukur ketidaknyamanan yang terjadi di mata, 25 kali lebih akurat
dibandingkan metode lainnya, sehingga jauh lebih akurat dalam mengukur ketidaksempurnaan tajam penglihatan di masing-masing mata. Teknologi iDesign™
menghasilkan High- Definition 3-D Map (pemetaan 3 dimensi) dari mata Anda.
Proses
kedua dari HD iLASIK™ adalah pembuatan flap. Pembuatan flap di KMN menggunakan teknologi iFS™ Advanced Femtosecond Laser. Pada tahap ini 100 % flap dibuat
dengan menggunakan laser (blade free), yang akan menghasilkan flap yang benar-benar
personal untuk Anda. Keunggulan teknologi ini adalah: waktu yang lebih cepat,
hanya 10 detik, dibandingkan teknologi femtosecond laser lainnya yang memerlukan
waktu 30 - 40 detik. Selain itu flap lebih licin dan halus, flap memiliki ketebalan yang benar-benar sesuai dengan yang diinginkan dan rata pada semua bidang flap yang dibuat.
- Personalized Vision Corrector
Merupakan
proses ketiga, yaitu proses Laser untuk mengoreksi ketidaksempurnaa tajam penglihatan.
KMN menggunakan teknologi VISX™ Advanced CustomVueTM pada proses ini NASA dan US Military mengijinkan dilakukannya prosedur High Definition iLASIK™ ini pada
para astronot mereka, para teknisi, dan termasuk pada pilot-pilot pesawat
tempur mereka. Tentunya hanya dengan menggunakan teknologi yang sama dengan
teknologi yang digunakan dalam prosedur High Definition iLASIK™.
5. Lensometer
Lensometer
adalah instrumen optik yang digunakan untuk mengukur kekuatan lensa (Dioptri), mengetahui arah base lensa prisma dan
mengetahui titik fokus sebuah lensa. Dalam perkembangannya Automatic Lensometer
dapat pula dipergunakan untuk mengukur nilai kemampuan material lensa dalam menahan radiasi sinar Ultra Violet (UV).
6. Phoropter
Phoropter
adalah instrumen untuk mengukur ametropias, phorias dan amplitudo akomodasi
mata, yang terdiri dari berbagai lensa coba yang berbeda digunakan menilai
refraksi mata selama pengujian penglihatan, sehingga diketahui kesalahan bias
pasien dan menentukan resep kacamatanya.
7. Slit Lamp
Slit
Lamp adalah instrumen yang digunakan untuk memeriksa penyakit/kelainan pada
mata yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, ada
yang mengartikan sama dengan mikroskop mata. Mata pasien akan diberi sumber cahaya
intensitas tinggi yang difokuskan ke mata. Pemeriksaan meliputi kelopak mata,
sklera, konjungtiva, iris, lensa kristal, dan kornea. Pemeriksaan slit lamp
memberikan pandangan diperbesar stereoskopik dari struktur mata secara rinci,
memungkinkan diagnosis secara anatomi dibuat untuk berbagai kondisi mata.
8. Non Contact Tonometer
Alat
pengukur tekanan bola mata (Tekanan Intra Okuler) secara otomatis, tanpa
menyentuh bola mata. Terutama digunakan untuk pengendalian penyakit glaukoma.
9. Optical
Coherence Tomography (OCT)
Instrumen
teknologi tinggi yang melakukan pencitraan resolusi tinggi cross-sectional. OCT mempunyai analogi yang hampir sama dengan
pencitraan USG, kecuali bahwa ia menggunakan cahaya, bukan gelombang us. OCT
dapat memberikan gambar penampang struktur jaringan pada skala mikron di tempat dan real time, guna menvisualisasikan perubahan yang terjadi akibat suatu penyakit
pada retina mata. Alat ini tidak kontak langsung dengan bola mata sehingga
dapat mengurangi efek samping yang merugikan mata.
10. Teknologi
7 Dimension Z-LASIK
Teknologi
lasik mata ini dikeluarkan oleh Jakarta Eye Center (JEC) yang telah memiliki
teknologi lengkap seperti LASIK
Xtra, No Touch LASIK, Z2 LASIK, M-LASIK, dan surface Ablation (PRK, LASEK, dan
EpiLASIK). Saat ini JEC telah menambahkan teknologi terbaru yaitu 7 Dimension
Z-LASIK (7 D ZLASIK). Teknologi 7 Dimension Z-LASIK (7D Z-LASIK) adalah metode
LASIK terbaru di JEC dengan inovasi sistem excimer laser berkecepatan tinggi
(1050Hz) yang dikolaborasikan dengan mesin Ziemer Crystalline 5000 Khz
(Femtosecond Laser).
Kombinasi
tersebut membuat 7D Z-LASIK memiliki kecepatan tertinggi dari semua jenis
excimer laser yang ada di dunia saat ini. 7D Z-LASIK mampu melacak 7 dimensi
gerakan bola mata saat proses LASIK dengan menggunakan sistem Latency-Free Tracking.
Sistem pelacak Latency-Free Tracking ini mampu menembakan excimer laser tanpa
ada jeda waktu (zero latency time) mengikuti pergerakan bola mata normal. Dengan
kemampuannya itu, 7D Z-LASIK ini mampu memperbaiki kondisi refraktif mata
minus, plus dan silinder dalam waktu yang sangat singkat, hanya 1,3 detik per
dioptri. Hal ini memastikan 7D Z-LASIK dapat memberikan keamanan maksimum dan
otomatis kenyamanan pasien pun meningkat.
11. Intralase
Enabled Keratoplasty (IEK)
Intralase
Enabled Keratoplasty (IEK) merupakan teknologi terbaru dari teknik operasi transplantasi
(cangkok) kornea dengan menggunakan Intralase Femtosecond Laser. Teknik operasi
pada IEK berbeda dengan teknik operasi keratoplasty konvensional. Pada teknik
IEK adalah kombinasi antara refractive
dan cornea surgery.
Keunggulan dari Intralase Enabled
Keratoplasty (IEK) :
- Hasil
pemotongan kornea dengan akurasi fitting lebih tinggi dibandingkan dengan teknik konvensional.
- Stabilitas dan kekuatan kornea donor yang
ditransplantasi lebih tinggi.
- Membutuhkan
jumlah jahitan di kornea yang lebih sedikit dibanding dengan teknik konvensional.
- Jumlah
jahitan yang lebih sedikit juga mengurangi resiko peradangan pasca operasi.
- Astigmatism
lebih kecil dan efeknya terhadap perbaikan penglihatan cepat tercapai.
- Proses
penyembuhan relatif lebih cepat.
12. Microkeratome
LASIK (M-LASIK)
Teknologi
Microkeratome Lasik ini pertama kali dilakukan di Indonesia oleh Jakarta Eye
Center (JEC) pada tahun 1997. Microkeratome adalah tindakan pembedahan menggunakan
pisau bedah yang sangat kecil, untuk membuat flap berukuran 83-200 mikrometer di kornea. Kornea mata kita
biasanya berukuran antara 500-600 mikromete dengan 1 mikrometer = 0.0001
sentimeter
13. IntraLASIK
Pertama
kali dilakukan di Indonesia pada tahun 2006 oleh JEC. LASIK tanpa pisau bedah
ini menggunakan teknologi Intralase Femtosecond (iFS) dengan kecepatan 150 KHz
dikombinasi dengan mesin teknologi Jerman; Allegretto Wave EyeQ 400Hz (Excimer
Laser) yang merupakan mesin LASIK tercepat di dunia pada era tersebut.
14. Z2-LASIK
Z-Lasik
adalah penyempurnaan dari IntraLASIK. Teknologi ini diproduksi oleh Ziemer
Group, perusahaan multinasional dari Swiss dengan reputasi di bidang
Ophtalmology. Z2-Lasik menggabungkan mesin Ziemer 5000KHz (Femtosecond Laser)
dan Allegretto Wavelight EX500Hz (Excimer Laser). Teknologi ini mampu membuat
flap atau sayatan yang lebih kecil serta cepat pada kornea dibanding teknologi
sebelumnya. Penggunaan teknologi ini untuk memperbaiki penglihatan telah
disetujui lembaga dunia seperti: US Army, US Navy, US Air Force, Marine Corps
dan NASA.
15. Advance
Surface Ablation (PRK, LASEK dan EpiLASIK)
Teknologi
ini digunakan untuk beberapa pasien dengan kondisi kornea terlalu tipis yang tidak disarankan untuk prosedur lasik. Mereka
biasanya dianjurkan menjalani proses Surface Ablation untuk memperbaiki kualias
penglihatan. Advance Surface Ablation (ASA) adalah teknologi yang efektif memperbaiki penglihatan dengan menggunakan laser. Teknologi ini memperbaiki
mata minus, mata plus dan mata silinder (astimatism) dengan sentuhan seminimal
mungkin pada mata. Teknologi ini
dikenal juga dengan sebutan Photo-Refractive Keratectomy.
Pasien dianjurkan menggunakan teknologi
ini jika:
- Memiliki
kornea yang terlalu tipis.
- Mata
yang cenderung kering.
- Pada
atlet beladiri atau tinju yang sering terkena pukulan di tubuh atau mata.
Hasil tindakan Advanced Surface
Ablation tetap sebaik LASIK jika dilihat secara jangka panjang. Namun proses
penyembuhan diawal biasanya lebih lama. Setelah tindakan Advanced Surface Ablation umumnya dokter menyarankan penggunaan lensa kontak sambil menunggu
proses pemulihan. Lensa kontak akan
dipasang dan dilepas oleh dokter yang menangani sehingga pasien tidak perlu menyentuh lensa kontak
tersebut.
Berbagai teknologi yang digunakan dalam dunia kedokteran mata yang telah disebutkan tentu mendatangkan banyak manfaat, namun tentunya masih terdapat kendala yang dihadapi oleh masyarakat yang sedang memiliki kondisi tidak baik pada mata, yaitu biaya yang cukup mahal untuk menikmati berbagai teknologi tersebut karena penemuannya untuk melakukan suatu inovasi teknologi jugalah tidak mudah, untuk itu masyarakat yang mempunyai mata dengan kondisi sehat diharapkan menjaga sebaik mungkin dengan mengikuti pola hidup sehat.
Referensi :