Hana Mansjur ( NPM : 13115011) - 1KA18 |
Saat ini, Indonesia merupakan negara
yang paling sering mengimpor produk Korea dikarenakan banyaknya permintaan dari
masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal tersebut tidak bisa dilepas dari budaya
Korea yang sudah meluas di Indonesia. Mulai dari remaja hingga dewasa di
Indonesia sudah tahu apa saja ciri khas dari Korea, contohnya lagu-lagu dan
drama Korea. Selain itu, banyak sekali remaja di Indonesia sangat mengidolakan
artis Korea. Mereka bisa melihat secara mudah apa saja hal yang dilakukan oleh
idola mereka melalui media sosial, seperti Twitter, Youtube, dll. Hal itu disebabkan
Indonesia sudah memasuki tahap globalisasi. Menurut Artikelsiana.com,
globalisasi merupakan suatu proses masuknya negara ke dalam pergaulan dunia,
sehingga membuat suatu negara semakin kecil atau sempit dikarenakan kemudahan
dalam berinteraksi antarnegara baik itu dalam perdagangan, teknologi,
pertukaran informasi, dan gaya hidup maupun dengan bentuk-bentuk
interaksi lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut sudah jelas bahwa
globalisasi menyebabkan mudahnya budaya Korea masuk di Indonesia, sehingga membuat
perubahan terhadap pergaulan dan gaya hidup remaja dan dewasa di Indonesia.
Bagi masyarakat Indonesia yang sangat
menggemari drama Korea tentu tahu produk yang sering digunakan oleh aktor dan
aktris di dalam drama tersebut. Dimulai
dari pakaian, kecantikan, makanan, tekonologi, lembaga pendidikan, kesehatan,
desain interior hingga produk unik seperti boneka yang menggambarkan tokoh
utama dalam drama tersebut. Di dalam drama Korea para aktor dan aktris juga
sering beradegan dengan menggunakan masker wajah, hal ini disebabkan masyarakat
Korea yang sangat gemar berdandan, hal ini juga yang menyebabkan masyarakat
Indonesia terutama wanita ingin juga mencoba masker yang digunakan oleh aktor
dan aktris Korea tersebut. Bahkan, masyrakat Indonesia terutama wanita tidak
jarang yang langsung mencari jenis masker yang mereka inginkan di situs-situs penjualan
produk kecantikan Korea. Saat ini, sudah banyak situs-situs penjualan produk
kecantikan Korea di Indonesia, contohnya KoreaBuys. Menurut dailysocial.id,
KoreaBuys dengan Alex Won selaku Founder dan CEO, menyediakan produk kecantikan
dan fashion asli buatan Korea di Indonesia, hingga saat ini KoreaBuys telah
memiliki sebanyak 49.000 SKU (Stock Keeping Unit) yang terdiri dari produk
kecantikan dan fashion, semua berasal dari 242
brand asli Korea. Selain itu, menurut bbc.com, tahun lalu, Korea Selatan
mengekspor produk-produk kecantikan senilai lebih dari US$2,64 miliar. Jumlah
yang tinggi, menurut Korea Customs Service, dibandingkan dengan tahun 2012 dan
2014 yang masing-masing senilai US$1 miliar dan US$1,91 miliar. Hal ini tentu
tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang
menyebabkan hasil ekspor produk kecantikan Korea meningkat.
Selain produk kecantikan dalam drama
Korea, para penggemar drama Korea di Indonesia tentunya terkadang bingung oleh
bahasa yang diucapkan oleh para tokoh yang ada dalam drama tersebut, bahkan
bahasa yang digunakan juga mengandung makna yang lain jika diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia maupun Inggris. Bahasa tersebut juga yang menjadi ciri khas
masyarakat Korea dalam kehidupan sehari-hari hingga menjadi budaya yang menarik
bagi para penggemar drama Korea di Indonesia. Untuk dapat mengerti bahasa Korea,
para penggemar Korea ini pun tidak jarang yang mengambil kursus bahasa Korea
agar dapat lebih memahami apa yang dimaksud oleh aktor atau aktris dalam drama
Korea favorit mereka. Budaya Korea juga diminati oleh para pelajar Indonesia
hingga membuat para pelajar tersebut ingin melanjutkan pendidikan ke Korea. Namun,
sistem pendidikan di Korea yang mengharuskan menggunakan bahasa Korea itu
sendiri, sehingga mengharuskan pelajar dari luar yang ingin mengikuti
pendidikan di Korea harus mengikuti kursus bahasa Korea. Tidak hanya pelajar,
masyarakat Indonesia pun ada yang ingin bekerja di Perusahaan Korea, karena
perekonomian Korea yang sangat melaju pesat pada tahun-tahun ini. Menurut
artikel yang terdapat di nasional.kompas.com, lembaga-lembaga kursus bahasa
Korea yang ada umumnya menawarkan kursus persiapan ujian bahasa Korea atau
Korean Language Proficiency Test (KLPT) yang menyiapkan peserta agar bisa lulus
semacam tes TOEFL yang menjadi syarat bagi warga negara asing yang hendak
bekerja di perusahaan-perusahaan di Korea. Pada tahun 2016 ini sudah banyak
lembaga kursus bahasa Korea di Indonesia salah satu diantaranya menurut nasional.kompas.com
adalah Corner Language di kawasan Radio Dalam yang berdiri sejak tahun 2005.
Kaum muda masyarakat Korea yang gemar
meciptakan inovasi dalam berbusana ternyata juga menjadi cerminan bagi para
remaja di Indonesia. Saat ini sudah banyak ditemukan pakaian ala Korea,
khususnya bagi wanita. Model pakaian Korea yang menarik bahkan dipentaskan
dalam acara Jakarta Fashion Week tahun 2015 lalu. Menurut artikel yang terdapat
di lifestyle.liputan6.com, acara itu menampilkan pakaian Korea yang dirancang
oleh desainer asal Korea bernama Sujinn Kim dengan labelnya Soulpot Studio.
Desainer tersebut menampilkan pakaian yang berwarna cerah dan dan bertajuk
‘Wild Flower’. Selain itu, pada tahun 2016 ini diadakan acara Jakarta Fashion
Week 2016, bahkan menurut jakartafashionweek.co.id, perancang busana Indonesia
yang bernama Patrick Owen akan berkolaborasi bersama Sujinn Kim dalam
menampilkan pakaian mereka sebagai wujud pertukaran budaya dari negara
masing-masing di bawah naungan label Sujinn Kim itu sendiri, yaitu Soulput
Studio. Perancang busana lainnya dari Indonesia yang bernama Monika Jufry juga
mengangkat tema pakaiannya yang berkaitan dengan Korea Selatan. Menurut
feed.id, desainer dari salah satu pendiri “Hijabers Mom Community” ini akan
mementaskan pakaiannya yang terinspirasi dari Han Bok, yaitu pakaian
tradisional Korea. Budaya cara berpakaian ala Korea yang terus meluas di
Indonesia seperti ini tentu akan membuat masyarakat Indonesia, terutama wanita,
akan selalu terinspirasi untuk membuat kreasi pakaian yang berhubungan dengan
Korea, karena tren mode pakaian akan selalu mengikuti
perkembangan zaman dan saat ini pakaian ala Korea yang sedang berdominasi di
Indonesia. Hal ini juga yang menyebabkan penjualan baju yang terinspirasi dari
desain ala Korea laris di Indonesia dari tahun-tahun sebelumnya.
Para remaja hingga dewasa di Korea yang
selalu mengidolakan penyanyi di negaranya ternyata juga diikuti oleh para
remaja dan dewasa di Indonesia yang mengidolakan penyanyi Korea, yang disebut
K-POP (Korean Pop) atau Hallyu Wave. Menurut artikel yang ditulis di
kompasiana.com oleh Riki Fatayati, penyebab remaja hingga dewasa di Indonesia
mengidolakan penyanyi Korea adalah karena pengaruh dari lingkungan di
sekitarnya dan ketertarikan yang berlebihan karena wajah-wajah tampan dan
cantik para artis-artis Korea yang mungkin tidak pernah mereka jumpai di negara
mereka. Bahkan tidak jarang penggemar penyanyi Korea di Indonesia membeli album serta merchandise
resmi dari pihak agensi artis yang mengeluarkan album dan merchandise tersebut.
Di era globalisasi ini, tentu sudah sangat mudah untuk mendapatkannya karena
sudah banyak situs-situs penjualan album dan merchandise K-POP di Indonesia
contohnya yes24.co.id dan melodiary.com. Mereka terkadang juga akan mencari
barang yang limited edition seperti album spesial, lightstick (seperti lampu
kecil yang digunakan untuk menonton konser), gantungan kunci, dll di
situs-situs penjualan produk korea di luar Indonesia seperti caroussel.com,
yesasia.com dan kpoptown.com. Selain itu, bagi para penggemar penyanyi Korea di
Indonesia yang sedang berkunjung ke Korea dan ingin menyaksikan idolanya tampil
di Korea, biasanya mereka akan membeli tiket di situs-situs resmi penjualan tiket
pertunjukan Korea, contohnya di situs ticket.interpark.com. Penjualan album
penyanyi Korea idola remaja Indonesia itu juga selalu direkap oleh chart album
nasional, seperti Gaon Album Chart. Menurut wikipedia.org, Gaon Album Chart melihat
peringkat penjualan album fisik di domestik maupun internasional secara
per minggu, bulan dan tahun terakhir. Hal ini sesuai dari data offline yang
diberikan oleh label rekaman dan distributor.
Selain dari musik dan dan drama, makanan Korea juga diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama remaja. Hal ini disebabkan karena globalisasi budaya antara Indonesia dan Korea, contohnya sekarang kita dapat melihat banyaknya produk makanan Korea di setiap minimarket Indonesia, dimulai dari makanan ringan seperti snack hingga mie instant , dan juga tedapat restoran Korea di berbagai mall. Hampir setiap mall di Indonesia mempunyai restoran Korea dan tidak jarang restoran tersebut selalu penuh dan pengunjung harus melakukan waiting list untuk dapat menikmati makanan di restoran tersebut. Selain itu, karena masyarakat Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam, hal ini pun tidak luput dari perhatian produsen makanan Korea yang ingin mengekspor produknya ke Indonesia. Untuk itu, para produsen makanan Korea berlomba-lomba untuk membuat produk yang halal agar dapat meningkatkan ekspor makanan ke Indonesia. Menurut berita yang tertulis di food.detik.com ekspor makanan halal Korea termasuk ke GCC (Gulf Cooperation Council-negara Timur Tengah yang terdiri aliansipolitik dan ekonomi dari enam negara-Arab TimurTengah yaitu Saudi Arabia , Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Oman) tahun lalu menyentuh $860 juta (Rp 11,9 triliun), pada 2010 sampai 2014, ekspor makanan halal naik 69,3 persen yang melampaui pertumbuhan 51,5 persen pada ekspor pertanian dan makanan secara keseluruhan. Disamping negara GCC, ekspor ke Indonesia, Malaysia dan Iran juga meningkat secara signifikan. Menurut food.detik.com, salah satu contoh produsen perusahaan makanan Korea yang telah mendapatkan izin sertifikasi untuk produksi makanan dan minuman halal di Indonesia adalah Maeil Dairies Co. yang mendapat sertifikat dari Majelis Ulama Indonesia akhir tahun 2015 lalu yang menjadi prasyarat untuk menjual makanan halal di Indonesia.
Budaya masyarakat Korea yang gemar
menggunakan teknologi canggih yang sering ditampilkan dalam drama dan acara
reality show Korea pun ternyata juga menyebabkan masyarakat Indonesia ingin
menggunakan teknologi canggih tersebut. Karena globalisasi yang terjadi antara
Indonesia dan Korea, maka dengan mudah elektronik buatan Korea tersebut masuk
ke Indonesia. Contohnya saja sekarang masyarakat Indonesia lebih memilih
memakai produk Samsung sebagai telepon genggam, termasuk produk elektronik
untuk rumah tangga seperti TV, AC, dll. Menurut finance.detik.com, Korea bahkan
sudah mengalahkan Jepang dalam hal penjualan elektronik di Indonesia untuk
telepon genggam dan televisi yang berjenis LCD. Bahkan menurut
techno.okezone.com pada kuartal ketiga (Q3) 2015 lalu , produk Samsung
mengalami kenaikan penjualan karena perusahaan melihat keuntungannya meningkat
menjadi 4,23 miliar poundsterling (sekira Rp88,2 triliun) untuk laba
operasional pada Q3 2015, sehingga pendapatan Samsung pada Q3 tumbuh 6 persen
jika dibandingkan pada kuartal terakhir.Selain alat elektronik, dalam drama
Korea juga sering ditampilkan mobil mewah buatan Korea, seperti produk Hyundai.
Memang jika dibandingkan dengan produk Jepang, produk mobil Korea masih kurang
diminati di Indonesia, tetapi itu tidak menyurutkan niat produsen Korea untuk
mengeluarkan produknya di Indonesia. Contohnya saja menurut otomotif.kompas.com,
sejak ada Perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Korea Free Trade Area (AK-FTA ,
mulai tahun 2016 pajak bea masuk mobil impor Korsel diringankan menjadi tinggal
5 persen. Hal itu menyebabkan produk otomotif asal Korea bisa terus masuk ke
Indonesia, dan karena produsen otomotif Korea yang terus berinovasi dalam
menciptakan otomotif maka tidak menutupi kemungkinan Korea juga akan menguasai
pasar otomotif di Indonesia.
Budaya Korea yang terus masuk ke Indonesia
melalui peran globalisasi seperti drama Korea dan Korea Pop atau Hallyu Wave
yang bisa masyarakat Indonesia saksikan sehari-hari di internet, media sosial,
bahkan televisi nasional Indonesia dan menyebabkan produk Korea juga meningkat
di Indonesia ini pun mungkin termasuk strategi perencanaan ekonomi yang baik bagi
Korea itu sendiri. Para produsen Korea selalu membuat produk buatannya agar
dapat dikenal di masyarakat Indonesia seperti melalui drama Korea dengan jalan
cerita yang tidak terlalu dibuat-buat dan mencerminkan kehidupan sehari-hari
pada orang umumnya, juga membuat masyarakat Indonesia yang menyaksikannya pun
merasa senang ditengah kesibukan yang sedang dijalani. Menurut Marc Gobé dalam
bukunya yang berjudul Citizen Brand, membawa pengalaman yang bermanfaat atau
menggembirakan langsung kepada konsumen dalam rutinitas mereka akan membuat
produk merek dari produsen digemari oleh konsumen. Para produsen Korea sedang melaksanakan
apa yang telah ditulis di dalam buku tersebut melalui industri hiburan,
teknologi, kecantikan, pendidikan, dan ternyata hal itu sangat bermanfaat bagi
pertumbuhan budaya dan juga ekonomi Korea.
Dengan terus berjalannya waktu
dan zaman yang semakin modern serta mengalirnya arus globalisasi yang
menyebabkan budaya luar yang masuk ke Indonesia, termasuk Korea, tentunya
masyarakat Indonesia mengharapkan budayanya dapat berkembang di luar negeri,
selain budaya tentu Indonesia juga berharap mendapatkan pertumbuhan ekonomi
yang lebih baik. Tentunya Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk hal
tersebut. Baru-baru ini seperti yang kita ketahui dari banyak berita bahwa Presiden Indonesia, Joko Widodo
berkunjung ke Korea Selatan. Seperti berita yang dilansir di m.tempo.co, tujuan
pertemuan pemimpin kedua negara tersebut adalah untuk memperkuat
kerjasama serta meningkatkan perdagangan dan investasi Korea di Indonesia. Selain
itu, menurut nasional.kompas.com, Presiden Indonesia yang datang untuk memenuhi
undangan jamuan makan malam kenegaraan yang digelar Presiden Korea Selatan Park
Geun-hye, mengharapkan budaya Indonesia dapat dikenal oleh masyarakat Korea,
salah satunya melalui pertukaran budaya. Sebagai bangsa Indonesia, tentu kita
berharap bahwa arus globalisasi yang terjadi di Indonesia pada saat ini tidak
menyebabkan budaya dari luar terus mendominasi dan menghilangkan budaya bangsa
Indonesia sendiri, dengan selalu menanamkan nilai bahwa budaya Indonesia adalah
kekayaan yang tidak ternilai dan merupakan identitas bangsa Indonesia itu
sendiri.
Daftar Pustaka
Gobé, Marc. 2001. Citizen Brand. Jakarta: Penerbit
Erlangga.